Melihat Pertunjukan Kembang Api pada Kumpulan Puisi "Melihat Api Bekerja"


Melihat Api Bekerja membuat kita dapat menikmati puisi dengan berbagai rasa. Pemilihan judul buku kumpulan ini sangatlah tepat, menurut hemat saya, karena dianggap dapat mewakili isi buku. Ketika membaca buku ini ada sensasi yang muncul, yaitu seperti ketika melihat kembang api: ada rasa gentar gemetar, senang, ngeri, meriah, dan membahagiakan. Dan judul ini mungkin juga dipilih penulis untuk menyampaikan maksud itu. Frasa ‘Api Bekerja’ jika di terjemahkan ke bahasa Inggris secara serampangan menjadi ‘fire’ dan ‘work’. Maka kita menemukan kata ‘firework’ yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi ‘Kembang Api’. Itulah yang pada akhirnya saya katakan penulis tepat memilih judul buku puisi ini.

Puisi-puisi Aan dalam buku ini memiliki dampak yang berbeda-beda bagi pembaca. Dalam puisinya ‘Melihat Api Bekerja’, penulis hendak menyampaikan ketidaksukaannya pada masyarakat urban zaman ini, kehidupan kota yang sudah begitu berubah. Pandangan itu ia tunjukkan pada dua bait terakhir puisi ini:

Selebihnya tanpa mereka tahu,
Sepasang kekasih diam-diam
ingin mengubah kota ini jadi
abu. Aku mencintaimu dan kau
mencintaiku — meskipun tidak
setiap waktu. Kita menghabiskan
tabungan pernikahan untuk beli
bensin.
Kita akan berciuman sambil
melihat api bekerja.

(Kutipan puisi Melihat Api Bekerja)

Pada bait terakhir, menurut tafsir saya, terlihat bahwa Aan menunjukkan tokoh-tokoh dalam puisi seperti bahagia melihat api membakar kota, seperti sedang melihat kembang api.

Dalam Kumpulan Puisi Melihat Api Bekerja ini, penulis bercerita tentang kondisi realitas kota (urban) yang telah terbolik-balik di sana-sini, tentang keluarga, dan kebahagiaan yang ditampakkan secara berbeda. Dalam puisinya Menikmati Akhir Pekan, penulis mencoba menampakkan kebahagiaan dalam sudut pandang yang berbeda. Ia merasa bahagia ketika berada di antara orang-orang yang patah hati.

Aku senang berada di antara
orang-orang yang patah hati.
Mereka tidak banyak bicara, jujur,
dan berbahaya. Mereka tahu
dari diri mereka ada yang telah
dicuri.

(Kutipan Puisi Menikmati Akhir Pekan)

Penulis menuliskan puisi-puisinya dengan kata-kata yang sederhana, yang biasa digunakan sehari-hari. Namun ketika dibaca, kita merasa nyaman saja membacanya, seperti diberi cerita dongeng. Penulis juga tidak mencoba merapikan bunyi dengan menggunakan rima, justru ditulis begitu saja, apa adanya, terkesan susul menyusul, tapi kita nyaman saja membacanya. Seperti melihat kembang api, riuh, saling bersahutan, dan membahagiakan. Coba kita lihat dalam puisinya’Menjatuhkan Bintang-bintang’:

Aku akan menggulung langit
malam seperti karpet Turki dan
menjualnya kepada penawar
tertinggi. Akan kulepaskan binatang
buas dari diriku. Ia pernah tidur
berabad-abad di rumah ibadah.
Selalu lolos dari perangkap cahaya.

Dalam bait di atas, terlihat penulis tidak mencoba merapikan efek bunyi dengan rima di akhir setiap kalimat. Kata-katanya justru terlihat saling susul-menyusul tanpa sebab-akibat, meriah dan membahagiakan.

Dalam kumpulan puisi ini ada sesuatu yang menarik. Setiap puisi dalam buku ini didampingi dengan ilustrasi yang menarik. Saya merasakan ilustrasi-ilustrasi dalam buku ini begitu pas dengan puisi-puisi Aan Mansyur. Ini merupakan konsep yang menarik di mana puisi dilengkapi ilustrasi-ilustrasi. Asalkan jangan sampai ilustrasi-ilustrasi yang sedianya hanya sebagai pelengkap, justru tampil lebih bersinar dari puisi-puisinya. Bagaimanapun juga ini adalah buku puisi. Namun sejauh yang saya rasakan, M Aan Mansyur berhasil dalam menggabungkan kedua hal berbeda — ilustrasi dan puisi — tersebut.

Aan seperti juru cerita, mendongeng bagi kita dan kita akan terlena, terpana, seperti sedang melihat pertunjukkan kembang api di alun-alun kota.

Surakarta, 2015

Comments